[Malaysia] Day 1 – Ladies Trip to KL ; Dataran Merdeka, KL City Gallery & KLCC

Mengunjungi negara (dan kota) ini merupakan batu loncatan a.k.a tempat transit untuk mengunjungi destinasi sebenarnya. Sesuai urutan perjalanan, destinasi yang kita tuju akan ada di postingan selanjutnya. Lagipula biar ada unsur-unsur surpise pas ngebacanya juga #alasan gak penting yang harus dibahas 😀

Pencarian tiket sudah dilakukan semenjak awal Mei. Kok jauh bener ya jaraknya ????
Secara kita gw fakir cuti dan ingin memanfaatkan jatah cuti bersama Natal tahun 2014, planning jalan harus terencana dengan baik dan harga tiket pas peak season itu pastinya selangit so budgeting tiket harus ditekan serendah mungkin dari jauh-jauh hari.

Demi kemaslahatan bersama diri sendiri, biaya hidup untuk ngetrip mulai dicicil disisihkan setiap bulan hingga bulan Desember. Tapi yang bikin termehek-mehek ituh, pada awal budgeting kita mengeplot rate rupiah di kisaran 11.500. Apa daya didetik-detik terakhir sebelum perjalanan, rupiah melemah dengan rate hampir menembus Rp. 13.000. Dengan terpaksa budgeting sedikit melebar membengkak seiring dengan melemahnya rupiah. Nasib punya mata uang yang mudah melemah.. *gulp*

Oya, sebelum memulai cerita, kita ada perkenalan sedikit dengan teman trip kali ini. Siapa tahu ada yang nyantol jodoh setelah baca postingan ini kali kan yah?!?!?! #tetepusaha #jodohgakkemana
Ada dua sahabat gw yang baru ikut perjalanan kali ini, yaitu Ibu Notaris dan Ahli Matematika. Terus Ibu Notaris dan Ahli Matematika itu wujudnya yang mana???? #kepo
Silahkan kalian menebak-nebak sendiri dengan membaca cerita ini. Tapi kalau ingin tahu nama lengkap dan contact numbernya bisa langsung PM gw ya.. *beresin kerah maju,pasang muka bijak*

In fact, kami bertiga sudah cukup sering ngetrip beramai-ramai dengan teman-teman genk SMU. Tapi tripnya lebih banyak bersifat one day trip, kalau untuk long trip pernah kita lakukan sekali ketika mengunjungi Ibu-Pejabat-Provider-Sinyal-Bengkulu di Cirebon (eaaaa, nyambung gak tuh?!?!?!).
Personel terakhir adalah The Master and The Teacher Ngeblog yang sering wora-wiri di blog gw dan blognya dia sendiri yaitu Ibu Bankir. Untuk mau tahu lebih lanjut postingannya yang ciamik dan cihuy bisa dilihat di http://uninuna.wordpress.com/  #promosi

Silahkan menebak yang mana Ibu Notaris, Ahli Matematika, Ibu-Pejabat-Provider-Sinyal-Bengkulu dan Ibu Notaris :D
Silahkan menebak yang mana Ibu Notaris, Ahli Matematika, Ibu-Pejabat-Provider-Sinyal-Bengkulu dan Ibu Bankir

Back to story …
Jam 5 pagi, kami sudah janjian akan naik bis Hiba Utama menuju bandara Soetta. Perjalanan memakan waktu satu jam perjalanan. Sesampai di terminal 3 Soetta, berhubung check in sudah dilakukan oleh Ibu Notaris (Alhamdulillah job desk sudah terlaksana dengan baik, sukses dan sehat wal’afiat ya, Ibu Notaris!) dan kita tidak membeli bagasi, kita hanya numpang lewat pemeriksaan sinar X , kemudian  pastinya langsung mencari sarapan. Kami duduk santai di salah satu tempat makan bakmi (yang terkenal seantero dunia perbakmian) sampai jam setengah delapan pagi, kemudian kami masuk menuju imigrasi dan boarding gate keberangkatan Internasional.

Sambil menunggu boarding, bolak-balik ke toilet itu hal yang wajib dilakukan. Saat gw sedang berada toilet, tiba-tiba gw mendengar panggilan atas nama gw dari pengeras suara untuk segera melapor ke pihak Maskapai.
Sempat berpikir ” Ada apa nih kok sampe dipanggil segala??? Masak batal sih ngetripnya..?!?!?! Pesawatnya kenapa nih??? Jangan sampai delaye !! ”
Pikiran negatif, Plan A, Plan B sudah tersusun dipikiran (Heh, emang ada Plan A dan Plan B??? 😀 ). Deg-degannya itu sama ajah kayak deg-degan nungguin paspor di cap petugas imigrasi di negara orang.. :mrgreen:

Didit dan Uke menghampiri petugas AA yang ada. Setelah pembicaraan delapan mata, ternyata mereka meminta ijin agar kita berempat mau pindah seat ke area Hot Seat karena di area Hot Seat ada rombongan keluarga (bersama anak kecil) sehingga kami diminta bertukar tempat duduk dengan keluarga tersebut. Demi membantu kelancaran ( a.k.a mempercepat) proses keberangkatan dan dikarenakan kami semua duduk tersebar-sebar di penjuru pesawat, kesempatan duduk dalam satu row kami terima dengan lapang dada senang hati.

Singkat cerita..
Boarding – foto-foto dalam pesawat – pesawat take off – ngobrol ngalor ngidul – tidur – bangun tidur – ngobrol lagi – pesawat landing – keluar dari pesawat – proses imigrasi –> Welcome to Malaysia !!!

Untuk menuju kota Kuala Lumpur ada beberapa akses yang bisa digunakan antara lain bis, KLIA Ekspress, KLIA Transit dan taksi. Yang pasti, kalau dilihat dari sisi budgeting option taksi kami coret (dengan spidol hitam). Berhubung kami ingin menyingkat waktu perjalanan menuju KL, kami memilih menggunakan KLIA Ekspress dengan harga tiket 35 RM untuk waktu tempuh 33 menit. Untuk schedule lengkapnya bisa cek disini.

Sesampainya di Stasiun KL Sentral sambil menunggu jam check in hotel, kami akan makan siang terlebih dahulu. Banyaknya pilihan tempat makan di level 1 sempat membuat kami galau hingga akhirnya Didit berkata bijak, ” Jangan Fast food ya.. Jangan makanan yang ada di Indonesia ya.. “. Setuju deh sama Didito! 😉

Pilihan semakin mengerucut dan akhirnya kami terdampar di Meals Station. Untuk rasanya standar lah, setidaknya kami bisa makan dengan kenyang dan gw berhasil minum kopi (yang rasa kopinya kuat banget) ! Selesai menyantap makan siang, kami bergerak menuju My Hotel @Sentral. Ketika kami tiba hotel, kami sudah bisa langsung check in. Simpan barang di kamar, cuci tangan, cuci kaki (tidak berlanjut langsung tidur siang), shalat dan segera melanjutkan perjalanan kembali.

Our lunch @Meals Station
Our lunch @Meals Station ; exclude service charge 2,82 RM

Tujuan pertama hari ini, kami akan bernarsis ria di Dataran Merdeka..
Untuk menuju Dataran Merdeka kami naik RapidKL LRT dari KL Sentral dengan menggunakan rute Kelana Jaya Line dan turun di Masjid Jamek Stasiun. Kami membeli single tiket dengan menggunakan mesin tiket seharga 1,3 RM.

Cara pengoperasionalan mesin tiketnya gampang kok, tentukan tujuan stasiun akhir dengan menyentuh layar mesin tiket, tentukan jumlah tiket yang akan dibeli, masukan uang ke dalam mesin dan kemudian keluar token (berbentuk koin) berwarna biru. Sedangkan untuk menggunakan singel tokennya, tempelkan token di gate masuk ketika kita akan masuk stasiun dan ketika kita keluar stasiun, kita tinggal masukan tokennya ke dalam gate keluar. Untuk info lebih lanjut tentang RapidKL bisa dicek di http://www.myrapid.com.my/#

Kami keluar dari stasiun Masjid Jamek dengan menggunakan petunjuk arah menuju pintu exit Dataran Merdeka. Setelah keluar, di seberang jalan akan terlihat Masjid Jamek, kami kemudian berbelok ke arah kanan, menyusuri jalan Tun Perak dan tepat diatas kami terdapat jalur rel kereta. Pada perempatan lampu merah pertama, kami belok kiri dan langsung terlihat bangunan-bangunan tua dan Dataran Merdeka di depan mata.

The entry gate of RapidKL LRT
The entry gate of RapidKL LRT @KL Central
IMG_1070
Untuk menuju Masjid Jamek Stasiun silahkan menunggu di Platform 1
Ikutin Jalan Tun Perak, bagian atas terdapat jalur kereta
Untuk menuju Dataran Merdeka, susuri Jalan Tun Perak dimana di bagian atas jalan terdapat jalur kereta

Bagi para pecinta sejarah dan bangunan tua, Dataran Merdeka adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi. Dataran Merdeka ini dikelilingi oleh gedung-gedung bersejarah antara lain Former High Court Building, Sultan Abdul Samad Building, National Textile Museum, National Music Museum, Victorian Fountain, Kuala Lumpur City Gallery, Kuala Lumpur City Library, Royal Selangor Club, The Cathedral of St. Mary dan City Theatre-Panggung Bandaraya. Bangunan yang ada di Dataran Merdeka merupakan bangunan tua bergaya kolonial Inggris. Kalau di Jakarta, Dataran Merdeka ini ibaratnya seperti Kota Tua deh. Kalau untuk memasuki satu persatu gedung tersebut rasanya tidak mungkin dengan waktu yang sangat sedikit, jadi sesuai dengan niat awal, kami hanya akan mencari spot untuk bernarsis dan kemudian mampir ke Kuala Lumpur City Gallery.

Merdeka Square ( Dataran Merdeka)
Formerly konown as Selangor Padang (Field)

Once known as the Padang (field), this vast lawn was the cricket pitch belonging to the neighbouring Royal Selangor Club. At midnight on 31 August 1957, the Union Flag was lowered and the Malayan flag raised for the first time right here, a hugely symbolic event signifying the end of British rule over Malaya. The field was officially renamed “Dataran Merdeka” on 1 January 1990.

Dataran Merdeka #1
Dataran Merdeka #1
Dataran Merdeka #2
Dataran Merdeka #2
Ini Dataran Merdeka atau Kebun Raya Bogor ya???
Ini Dataran Merdeka atau Kebun Raya Bogor ya???
Copas dari Instagram
Copas dari Instagram
Ditengah kesibukan kita memfoto, entah apa yang sedang dilakukan oleh Ade. Berpose atau mungkin menemukan jodoh di atas ???
Ditengah kesibukan kita memfoto, entah apa yang sedang dilakukan oleh Ade. Berpose atau mungkin menemukan jodoh di atas ??? Senyumnya sumringah beneeerrr!!!!

Sultan Abdul Samad Building
Year built 1894-1897
Architect : A.C. Norman & R.A.J Bidwell

This building was used to house the ‘Federated Malay States’ administration in 1897, then the High Court and Supreme Court in 1972. It is now occupied by the Ministry of Information, Communication and Culture. The first example of Moghul architecture in Malaysia, this elegant symmetrical brick structure features a 41-metre high clock tower, arched colonnades and copper domes.

Sultan Abdul Samad Building #1
Sultan Abdul Samad Building #1
Sultan Abdul Samad Building #2
Sultan Abdul Samad Building #2
Sultan Abdul Samad Building #3
Sultan Abdul Samad Building #3
Victorian Fountain with Sultan Abdul Samad Building as a background
Victorian Fountain with Sultan Abdul Samad Building as a background

Kuala Lumpur City Gallery
Year built 1898
Architect : A.C. Norman & J. Russell
Formerly known as The Government Printing Office Kuala Lumpur Memorial Library

This magnificient Moghul-India inspired building was constructed to meet printing needs of the then British Malaya Administration. Cast iron columns and trusses formed the base of the structural support system so it could have a large interior (rare at the time) to fit large printing press machines. Government reports, official government books and even train tickets were printed here. It has now been revived to house the Kuala Lumpur City Gallery. The biggest highlight of Kuala Lumpur City Gallery is the largest masterpiece of the Kuala Lumpur City Model, measuring a mega 40ft x 50ft! This miniature model showcases the past, present and future developments of Kuala Lumpur. The gallery also serves a Tourist Information Centre.

Operational hour 09.00 – 18.30 (daily)
http://www.klcitygallery.com/index.html

Tidak ada biaya masuk ke KL City Gallery alias gretong. Namun untuk masuk ke pertunjukan KL City Model akan dikenakan harga 5 RM, yang nantinya tiket ini dapat dijadikan potongan diskon sebesar 5 RM ketika akan membeli suvenir di KL City Gallery. KL City Gallery dapat dikelilingi hanya dalam waktu 45 menit sampai satu jam karena didalam bangunan ini tidak terlalu banyak yang bisa dieksplor. Ketika masuk kebagian dalam KL City Gallery, kita bisa melihat penjelasan bangunan-bangunan bersejarah di sekitar Dataran Merdeka, riwayat Dataran Merdeka itu sendiri dan beberapa miniatur bangunan.

Setelah itu, kami naik ke lantai dua untuk melihat KL City Model. KL City Model itu apa ya???
KL City Model merupakan pertunjukan kurang lebih 10 menit yang berisi cerita tentang riwayat perkembangan kota KL dari jaman dahulu, saat ini dan rencana perkembangan selanjutnya. Kami masuk ke dalam ruangan tertutup, didepan kami terdapat miniatur kota KL, kemudian pertunjukan dimulai dengan modal kecanggihan teknologi serta permainan lampu-lampu yang sukses membuat gw terpukau. Fakta sesungguhnya yang gw kutip dari website resminya, KL City Model ini berskala 1:1500, mempunyai lebih dari 5000 miniatur bangunan, dimana masing-masing bangunan diukur sesuai dengan bangunan aslinya oleh tim ARCH dengan total biaya pembuatan sebesar 5 juta RM.

Setelah selesai melihat KL City Model, kami turun kembali ke lantai 1. Di lantai 1 ini terdapat area penjualan suvenir. Rasanya ruangan ini lebih luas dibandingkan dua area sebelumnya. Hehehe…
Sebagai pencinta magnet (sejati) gw membeli suvenir magnet senilai 9 RM, tapi dengan potongan diskon 5 RM dari karcis KL City Model, gw hanya membayar 4 RM sajah.

The famous spot at KL City gallery
The famous spot at KL City gallery
dan tentunya ada pose kami berempat!
dan tentunya ada pose kami berempat!
Kuala Lumpur City Gallery #1
Kuala Lumpur City Gallery #1
Inside of Kuala Lumpur City Gallery
Inside of Kuala Lumpur City Gallery
Miniature of Masjid Jamek
Miniature of Masjid Jamek
Kuala Lumpur City Model #1
Kuala Lumpur City Model #1
Kuala Lumpur City Model #2
Kuala Lumpur City Model #2
Kuala Lumpur City Model #3
Kuala Lumpur City Model #3
Kuala Lumpur City Model #4
Kuala Lumpur City Model #4
Kuala Lumpur City Model #5
Kuala Lumpur City Model #5
Kuala Lumpur City Model #6
Kuala Lumpur City Model #6
Kuala Lumpur City Gallery #2
Kuala Lumpur City Gallery #2 – Souvenirs area
Kuala Lumpur City Gallery #3
Kuala Lumpur City Gallery #3 – souvenirs area
Kuala Lumpur City Gallery #4
Kuala Lumpur City Gallery #4 – souvenirs area
Kuala Lumpur City Gallery #5
Kuala Lumpur City Gallery #5 – souvenirs area
The souvenirs @KL City Gallery
The souvenirs @KL City Gallery

IMG_1136

@ KL Map #1
@ KL Map #1
IMG_1205
@ KL Map #2

Tepat pukul 5 kami meninggalkan Dataran Merdeka menuju tempat yang sangat terkenal di KL yaitu Suria KLCC dengan Menara Kembarnya. Kami kembali berjalan ke stasiun Masjid Jamek, menaiki RapidKL LRT dan turun di Stasiun KLCC. Harga tiket menuju Stasiun KLCC sebesar 1,6 RM. Saat itu Stasiun KLCC sudah dipadati oleh orang-orang, bahkan Ibu Bankir sempat terpisah dari kami dan berjalan menuju jalur exit yang lain. Perhatikan arah petunjuk baik-baik ya jika berada di stasiun ini karena stasiun ini termasuk ramai dikunjungi dan dilewati orang.

Suria KLCC merupakan shopping mall dimana di bagian atasnya terdapat Petronas Twin Tower serta dikelilingi oleh Aquaria KLCC, KLCC Park dan Kuala Lumpur Convention Centre. Kayaknya gw tidak perlu cerita panjang lebar karena tempat ini adalah a m.u.s.t d.e.s.t.i.n.a.t.i.o.n sejuta umat yang pasti semua orang pasti sudah tahu ada apa saja di Suria KLCC.

Dari hasutan cerita teman gw yang berlibur ke KL pada awal Desember mengatakan kalau banyak sale di Suria KLCC. Niat belanja dan bayangan diskon sudah tertancap di pikiran, kenyataannya pas sampai sana, si sale sudah jarang ditemui dan brand yang gw incer pun tidak ada yang mencuri hati baik dari sisi penampakan maupun dari sisi harga. So, lembaran ringgit terselamatkan.. *sigh*

Belanjaan tidak berhasil kami dapatkan, kami memilih mencari makan malam yang sesuai dengan selera masing-masing. Ibu Notaris dan Ibu Bankir memilih makan pasta, sedangkan gw dan Ahli Matematika memilih hidup sehat ala vegetarian. Sok bener yaa….?!?!?!? Padahal alasan utamanya sih karena gw bingung menentukan pilihan makanan.

Selama di KL gw memperhatikan harga makanan yang tercantum karena gw teringat dengan twitnya Claudia Kaunang kalau harga makanan di food court mall-mall besar Jakarta jauh lebih mahal dibandingkan makanan di food court mall-mall besar di Singapura dan Bangkok. Gw mulai membandingkan harga makanan di food court Suria KLCC, harga makanan di food court Suria KLCC berkisar 8 hingga belasan RM. Sedangkan menu yang kami pilih berkisar 8 – 12 RM. Emmm.. Yaaaa, gw tidak bisa berbicara lebih banyak setelah mengalikan harga makan dengan kurs rupiah, silahkan para pembaca sekalian yang menyimpulkan sendiri.

Nyonya Laksa @Simple Life ; 12,9 RM
Nyonya Laksa @Simple Life ; 12,9 RM
Organic Mee Hoon Kueh with Organic Black Bean Soup @Simple Life ; 11,9 RM
Organic Mee Hoon Kueh with Organic Black Bean Soup @Simple Life ; 12,9 RM

Selesai makan malam, kami berjalan menuju KLCC Park untuk mengabadikan Petronas Twin Tower. Berhubung hari itu adalah hari natal, banyak orang yang menghabiskan malam liburan dengan berkunjung kesini. Bagian belakang Suria KLCC dipenuhi oleh orang-orang terutama di pohon natal KLCC dan tangga disekitar kolam air mancur. Gw mulai berjalan menuju KLCC Park untuk menghindari kepadatan orang.

Saat itu gw sudah mulai kelelahan, gw mulai melipir menjauhi kerumunan orang dan mencari spot mengambil foto.  Secara garis besar di KLCC Park tampak beberapa kelompok dengan aktifitasnya masing-masing, ada (banyak) keluarga yang duduk di taman, ada beberapa orang yang hanya duduk melepas lelah, ada sekelompok turis yang sibuk berfoto sambil berbicara dengan suara dolby surround, ada kelompok yang memandang serius Petronas Twin Tower sambil sekali-kali membuka hp, ada yang hanya numpang lewat dan ada beberapa orang yang duduk tenang mengambil foto Petronas Twin Tower dengan berbekal tripod.

Malam itu, gw terpesona dengan langit di atas Petronas KLCC. Langit diatas Petronas Twin Tower tampak lebih bersinar dibandingkan langit disekitarnya dan akhirnya gw lebih sibuk jeprat-jepret mengabadikan pemandangan langit tersebut (dengan latar Petronas Twin Tower pastinya).

Tanpa gw sadari,  ternyata saat itu sedang berlangsung dancing fountain. Sesuai dengan namanya, dancing fountain berisi pertunjukan air mancur yang menari berliuk-liuk mengikuti dengan irama lagu serta permainan warna-warni lampu (atau laser ya?). Menurut gw secara pribadi, pertunjukannya kurang lebih sama dengan dancing fountain yang ada di Grand Indonesia. Hanya perbedaanya, suasana disini tampak terlihat lebih meriah karena ada pemandangan Petronas Twin Tower dibelakangnya.

Untuk jam pertunjukan dancing fountain bisa dilihat di jam 12.00 – 14.00 & 18.00 – 23.00 pada weekdays dan 10.00 – 00.00 pada weekend dan hari libur besar.

http://www.petronastwintowers.com.my/

The famous Petronas Twin Tower #1
The famous Petronas Twin Tower #1
The famous Petronas Twin Tower #2
The famous Petronas Twin Tower #2
The famous Petronas Twin Tower #3
The famous Petronas Twin Tower #3
The famous Petronas Twin Tower #4
The famous Petronas Twin Tower #4
The famous Petronas Twin Tower #5 ; taken in June 2012
The famous Petronas Twin Tower #5 ; taken in June 2012
The famous Petronas Twin Tower #6 ; taken in June 2012
The famous Petronas Twin Tower #6 ; taken in June 2012

Terus mau beli oleh-oleh dimana???
Berhubung niat belanja sudah terkubur, gw hanya membeli oleh-oleh magnet (yang gw tujukan untuk diri sendiri) di KL City Gallery. Ade sempat membeli oleh-oleh berupa T-Shirt Giordano bertuliskan I Love KL dengan special price 40 RM (buy 1 get 1) di Suria KLCC.

Magnet ARCH 4 RM
Magnet designed by ARCH ; 4 RM

Jam mulai menunjukan pukul 21.00, kami kembali pulang ke hotel dengan menaiki RapidKL LRT dari stasiun KLCC menuju KL Sentral seharga 1,6 RM. Sesampai di hotel, gw langsung membersihkan badan, packing kembali dan bersiap-bersiap untuk tidur. Malam itu, ditutup tragedi percakapan antara gw dengan my roommate.

Ade yang malam itu ingin membuat minuman Milo hangat, akan menggunakan teko pemasak air yang disediakan hotel untuk membuat air panas. Ade mencolokan teko tersebut ke stop kontak listrik yang ada di dekat lemari.
A : Ini kok gak bisa nyala ya,Vik?
V : Dah dipencet tombel di sebelahnya, De?
A : Udah, tapi ko masih gak nyala ya?

Gw yang penasaran, bangkit dari tempat tidur dan mulai mengkutak-katik stop kontak listrik yang ada. Lampu indikator yang ada di teko belum berhasil menyala juga.

V : Coba pindahin teko nya ke stop kontak yang di meja, De.

Teko dipindahkan Ade menuju stop kontak yang ada di dekat meja dan ternyata masih sukses tidak nyala. Kemudian colokan teko dicabut, gw mencoba mencolokan chargeran hp milik gw ditempat yang sama dan ternyata indikator baterainya sukses menyala .

V : Ini gw bisa buat ngecharge hp, De. Kok sama lo gak bisa ya? Coba pindahin lagi ke stop kontak di sebelah tempat tidur lo, De
A : Tapi kan lagi di pakai buat ngecharge hp gw, Vik.
V : Dicoba aja dulu. Dituker sebentar. Kalau memang masih gak nyala, berarti tekonya yang rusak.”
Sambil menunggu peruntungan Ade dengan si teko, gw kembali masuk ke bawah selimut.

A : Masih gak bisa nyala, Vik.
V : Tombol power colokan listriknya dah ditekan belum?
A : Udah (Ade berulang kali menekan tombol yang ada)
Hening beberapa saat.
V : De, kalau gak salah, di teko itu biasanya ada tombol powernya deh. Ada tombol powernya gak? (sambil mengutak-ngatik hp)
Ade mencari tombol powernya, terdengar suara tombol ditekan dan kemudian mencolokan kembali ke stop kontak. Selang beberapa detik terdengar bunyi desisan air.

A : Bisa,Vik (sambil nyengir dengan muka tidak bersalahnya)
V : …….. (Gw berbalik arah, menarik selimut hingga menutupi kepala dan memutuskan untuk tidur)
A : (mulai tertawa)

12 thoughts on “[Malaysia] Day 1 – Ladies Trip to KL ; Dataran Merdeka, KL City Gallery & KLCC

      1. Hehe iya mbak. Aku sekarang jg lg di KL mbak, tp dalam rangka kerja mbak. 😃
        Mbak dulu itu kalo ngetrip antar negara misal satu kali jalan, tujuannya ke malaysia dan ke singapore. Visanya itu gimana mbak. Tq 😁

  1. Hiii Kak Vika. Aku udah sering bangettt baca postingannya dan baru kali ini aku komen😂hehehe Kak bagi Uname IG nya dongg. Biar gampang kalo mau tanya2 bisa lewat dm. Travel blog yg sering aku bookmark buat dijadiin acuan hampir banyak punya Ka Vika😆 tahun lalu ke Spore jg kalo gak salah ada yg dpt dr blog Ka Vika. Lengkap bangetttt.

  2. Siang mbak, saya dan saudara berencana ke kuala lumpur juga, kami turun di bandara kuala lumpur, KLIA terminal 2. Nah dari bandara ingin ke dataran merdeka, itu jagi gimna kak transportasinyaa , mhon dibntu kak, trims

    1. Hai…
      Dari KLIA2 bisa naik kereta atau bis menuju KL Sentral, kemudian lanjut dengan LRT dan turun di stasiun Mesjid Jamek. Setelah itu, bisa berjalan kaki menuju Dataran Merdeka.
      Semoga jelas ya jawabannya..

Leave a comment